Blog Header

Hentian sebuah nukilan

text, letter, old-4095909.jpg

Aku rindu kalian.

Aku rindu mahu berbuka sambil bergurau senda sama kalian.

Minggu ini sudah genap dua minggu kita berpuasa. Tapi,…tiada sehari pun aku dapat berbuka bersama kalian.

Sungguh aku rindu…

Aku rindu moment bersama kalian. Aku rindu usikan dari kalian.

Tapi…semua hanya tinggal mainan pita dalam memori.

Oh ya,..bagaimana puasa kalian?

Mesti seronok…yang sulong punya teman berbuka. Yang kedua baru dikurniakan cahaya mata. Tahniah untuk kamu sekeluarga. Yang ketiga pun sama. Punya keluarga kecil yang cukup menghiburkan keletahnya. Aku? Oh abaikan kisah aku yang tiada menariknya…

Yang kelima, aku tahu dia punya kawan. Siapa? Aku tidak tahu. Yang enam, alhamdulillah sibuk memasak juadah bersama si teman. Yang bongsu, bersama umi berbuka paling awal antara kami. Ayah? Kemungkinan besar bersama teman sepejabatnya jua…

Riuhnya gambaran berbuka puasa kalian buat aku menelan semua rasa rindu itu.

Aku tahu…ini cuma sekadar rasa…rasa yang telah lama aku simpan. Rasa yang buat aku selalu berada diawangan saat berbuka. Konon sambil berbuka aku putarkan cerita lawak agar hilang rawan di hati. Namun, ia masih sepi…

Seperti anak loser.

Lihat dia, sayangnya dia bukan mahram untuk aku puja. Dia…terlalu jauh dari duniaku. Aku cuba buang rasa itu sejauh mungkin. Kerna aku bukan sesiapa. Aku hanya manusia yang wujud sekadar memenuhi populasi rakyat saja.

Nyata…aku tidak setabah yang kalian sangka. Tapi Allahkan ada. Pujuk diri…

Ya, Allah kan ada. Kenapa harus merasa sepi sedang Dia Maha Penghibur?

Aku rindu kalian.

Allah, kuatkan jiwa ini. Rapuhnya buat aku galau. Risau iakan lari dari landasanMu.

Moga diberi kesempatan bertemu hingga satu Syawal kelak.

Sungguh aku rindu kalian.

***

Moga Ramadhan kali ini lebih baik dari Ramadhan sebelumnya.

Untuk jiwa yang mencari kedamaian, semoga kau berjumpa jalan pulang.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Scroll to Top